Konflik antara Israel dan Palestina telah berlangsung selama lebih dari 100 tahun dan belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Perang terbaru yang pecah pada 7 Oktober 2023 antara Israel dan Hamas telah memasuki hari ke-16, dan telah menjadi perang paling mematikan di antara lima perang yang terjadi di Gaza bagi kedua belah pihak. Dalam konflik ini, banyak korban tewas dan terluka di kedua belah pihak.
Latar Belakang Konflik
Konflik Israel Palestina memiliki akar yang sangat kompleks dan bersejarah. Sejarah konflik ini dapat ditelusuri hingga tanggal 2 November 1917, ketika Menteri Luar Negeri Inggris saat itu, Arthur Balfour, menulis surat kepada Lionel Walter Rothschild, seorang tokoh komunitas Yahudi Inggris. Surat tersebut dikenal dengan Deklarasi Balfour. Surat tersebut menjanjikan “mendirikan rumah nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina” dan memfasilitasi “pencapaian tujuan ini”.
Pada tahun 1923, Mandat Inggris dibentuk dan berlangsung hingga 1948. Selama periode ini, Inggris memfasilitasi migrasi massal orang Yahudi ke Palestina setelah gerakan Nazi di Eropa. Migrasi ini memicu perlawanan dari warga Palestina yang khawatir dengan perubahan demografi dan penyitaan tanah mereka oleh Inggris untuk diserahkan kepada pemukim Yahudi.
Pemberontakan Arab dan Pembagian Palestina
Ketegangan antara warga Palestina dan Inggris meningkat, dan pada tahun 1936, Pemberontakan Arab pecah. Komite Nasional Arab yang baru dibentuk meminta warga Palestina untuk melancarkan pemogokan umum dan memboikot produk-produk Yahudi sebagai protes terhadap kolonialisme Inggris dan meningkatnya imigrasi Yahudi. Pemberontakan ini ditindas secara brutal oleh Inggris dengan penangkapan massal, penghancuran rumah, dan pembunuhan massal.
Pada tahun 1939, Inggris telah mengerahkan 30.000 tentara di Palestina untuk menekan pemberontakan. Selama periode ini, Inggris juga berkolaborasi dengan komunitas pemukim Yahudi dan membentuk kelompok bersenjata yang terdiri dari para pejuang Yahudi yang kemudian menjadi inti tentara Israel. Selama pemberontakan tersebut, ribuan warga Palestina terbunuh, terluka, dan dipenjarakan.
Pada tahun 1947, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengadopsi Resolusi 181 yang menyerukan pembagian Palestina menjadi negara-negara Arab dan Yahudi. Namun, Palestina menolak rencana tersebut karena memberikan sebagian besar wilayah Palestina kepada negara Yahudi. Pada 15 Mei 1948, Israel mengumumkan pendiriannya, dan perang Arab-Israel pertama dimulai. Pertempuran berakhir pada Januari 1949 setelah gencatan senjata antara Israel dan Mesir, Lebanon, Yordania, dan Suriah.
Perang dan Perdamaian Berlanjut Konflik Israel Palestina
Setelah pendirian negara Israel, konflik antara Israel dan Palestina terus berlanjut. Pada tahun 1967, selama Perang Enam Hari melawan koalisi tentara Arab, Israel menduduki sisa wilayah bersejarah Palestina, termasuk Jalur Gaza, Tepi Barat, Yerusalem Timur, Dataran Tinggi Golan Suriah, dan Semenanjung Sinai Mesir. Pendudukan ini menyebabkan perpindahan paksa kedua bagi warga Palestina, yang dikenal sebagai Naksa.
Pada tahun 1993, Perjanjian Oslo ditandatangani antara Israel dan Otoritas Palestina (PA), yang mengakui Israel dan membentuk pemerintahan otonom terbatas di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Namun, perjanjian ini tidak menghasilkan solusi yang berkelanjutan dan konflik terus berlanjut.
Serangan Militer dan Pembangkangan Sipil
Israel telah meluncurkan beberapa serangan militer berkepanjangan ke Palestina, terutama di Jalur Gaza. Serangan-serangan ini menyebabkan banyak korban jiwa dan kerusakan infrastruktur yang parah. Pada tahun 2014, selama serangan 50 hari, lebih dari 2.100 warga Palestina tewas, termasuk banyak anak-anak, dan ribuan lainnya terluka. Selain itu, puluhan ribu rumah, sekolah, dan gedung perkantoran hancur.
Selain serangan militer, warga Palestina juga melakukan pembangkangan sipil sebagai bentuk perlawanan terhadap pendudukan Israel. Mereka melakukan protes massal, pemogokan yang terorganisir, dan kerja sama komunal. Namun, pembangkangan ini sering kali mendapatkan respons keras dari tentara Israel, termasuk penahanan, penghancuran rumah, dan pembunuhan.
Masa Depan Konflik Israel Palestina
Hingga saat ini, konflik Israel Palestina masih belum terselesaikan. Banyak upaya diplomatik dan negosiasi telah dilakukan untuk mencapai perdamaian, namun masih belum ada solusi yang berhasil. Masalah seperti status Yerusalem, pemukiman ilegal, hak pengungsi Palestina, dan perbatasan terus menjadi poin sengketa.
Untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan, komunitas internasional perlu terlibat aktif dalam memediasi konflik ini dan mendukung hak-hak rakyat Palestina. Hanya dengan dialog yang konstruktif dan kompromi dari kedua belah pihak, konflik ini dapat diakhiri dan perdamaian dapat tercapai.
Kesimpulan Konflik Israel Palestina
Konflik Israel-Palestina adalah konflik yang telah berlangsung selama lebih dari 100 tahun. Akar konflik ini dapat ditelusuri hingga perang dunia pertama dan Deklarasi Balfour pada tahun 1917. Konflik ini melibatkan berbagai faktor sejarah, politik, agama, dan ekonomi yang kompleks.
Perang dan serangan militer telah menyebabkan banyak penderitaan dan kerusakan di kedua belah pihak. Pembangkangan sipil dan upaya perdamaian juga telah dilakukan oleh warga Palestina dan komunitas internasional. Namun, solusi yang berkelanjutan masih belum ditemukan.
Untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan, kedua belah pihak perlu bersedia untuk berdialog dan mencapai kompromi. Dukungan dari komunitas internasional juga sangat penting dalam memediasi konflik ini dan mendukung hak-hak rakyat Palestina. Hanya dengan kerjasama dan komitmen yang kuat, perdamaian dapat tercapai di Timur Tengah.